Saat keperluan wawancara, saya mendapatkan “bonus” sudut pandang di luar yang telah disepakati. Beliau seakan ingin menyadarkan kita terkait tragedi “crane” di Masjidil Haram.
“Apakah tragedi di Makkah itu adalah musibah? Jangan menganggap bahwa Saudi Arabia dan penduduknya itu baik semua,” katanya.
“Wong kiblat Saudi Arabia adalah Amerika,” tandas Kiai Jamal.
Lalu beliau membacakan sebuah hadits yang menandaskan bahwa ada 6 kalangan yang akan masuk neraka sebelum dihisab.
Pertama adalah pejabat yang memerintah dengan kelalimannya.
Kedua, bangsa Arab dengan fanatik butanya.
Ketiga, orang yang berjalan dengan sifat kecongkaannya.
Keempat, pengusaha atau pedagang dengan khianatnya.
Kelima, orang kampung dengan kebodohannya.
Keenam, ulama dengan hasudnya.
Penjelasan agak panjang diulas oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin juz 3 halaman 184.
Khusus poin 2, Kiai Jamal terus mengurai.
Mengapa Saudi tidak mendukung Palestina? Para pengungsi Syuriah justru mendapat suaka dari negara Eropa seperti Jerman, Inggris, Spanyol dan yang lain. Mana keberpihakan negara Timur Tengah?
Dalam pandangan Kiai Jamal, betapa roda ekonomi Saudi Arabia demikian dahsyat. Andaikata mau, mestinya Saudi Arabia menggunakan mata uang Euro agar dolar bisa tertekan. Tapi itu tidak dilakukan negara setempat.
2 jam bersama kiai “spesialis kitab Hikam” ini demikian bermakna. Saudi Arabia adalah tanah bertuah, dan tonggak bagi perkembangan Islam. Namun bagi Kiai Jamal, saat membicarakan negara tersebut hendaknya jangan tersandera dengan masa lalu.
Kaum muslimin harus kritis, namun jangan kehilangan kesantunan dalam memberikan catatan.
Terimakasih dan salam ta'dzim, KH M Djamaluddin Ahmad.
“Wong kiblat Saudi Arabia adalah Amerika,” tandas Kiai Jamal.
Lalu beliau membacakan sebuah hadits yang menandaskan bahwa ada 6 kalangan yang akan masuk neraka sebelum dihisab.
Pertama adalah pejabat yang memerintah dengan kelalimannya.
Kedua, bangsa Arab dengan fanatik butanya.
Ketiga, orang yang berjalan dengan sifat kecongkaannya.
Keempat, pengusaha atau pedagang dengan khianatnya.
Kelima, orang kampung dengan kebodohannya.
Keenam, ulama dengan hasudnya.
Penjelasan agak panjang diulas oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin juz 3 halaman 184.
Khusus poin 2, Kiai Jamal terus mengurai.
Mengapa Saudi tidak mendukung Palestina? Para pengungsi Syuriah justru mendapat suaka dari negara Eropa seperti Jerman, Inggris, Spanyol dan yang lain. Mana keberpihakan negara Timur Tengah?
Dalam pandangan Kiai Jamal, betapa roda ekonomi Saudi Arabia demikian dahsyat. Andaikata mau, mestinya Saudi Arabia menggunakan mata uang Euro agar dolar bisa tertekan. Tapi itu tidak dilakukan negara setempat.
2 jam bersama kiai “spesialis kitab Hikam” ini demikian bermakna. Saudi Arabia adalah tanah bertuah, dan tonggak bagi perkembangan Islam. Namun bagi Kiai Jamal, saat membicarakan negara tersebut hendaknya jangan tersandera dengan masa lalu.
Kaum muslimin harus kritis, namun jangan kehilangan kesantunan dalam memberikan catatan.
Terimakasih dan salam ta'dzim, KH M Djamaluddin Ahmad.
0 comments :
Post a Comment